Sejarah Netbeans berawal dari sebuah kota klasik yang sangat indah yaitu Prague di Cekoslovakia. Disana ada sebuah perusahaan kecil yang sangat inovatif mengembangkan Java IDE berbasis AWT/Swing yang disebut Forte. Sun mengakuisisi Forte pada tahun 1999. Akuisisi ini menandakan Sun mulai serius menggarap pasar IDE komersial. Untuk melakukan counter attack terhadap langkah IBM meng-opensourcekan Eclipse, Sun melepaskan versi opensource dari Forte yaitu Netbeans
Pada jaman Sun
dipimpin oleh Scott McNealy, divisi IDE ini cukup serius mengembangkan produk-produknya. Forte yang masih tetap berstatus komersial dikembangkan menjadi SunONE Studio dengan menambahkan kemampuan untuk mengembangkan aplikasi Java Enterprise (EJB), kemudian pada tahun 2003 dirubah lagi namanya menjadi Sun Java System.
Beberapa tahun kemudian munculah sebuah framework pengembangan aplikasi java enterprise yang disebut JSF. Pengembangan teknologi JSF dipimpin oleh Ed Burns. JSF menjadi teknologi standard Java untuk mengembangkan aplikasi web berbasis komponen, secara langsung ingin menyaingi teknologi ASP.NET-nya Microsoft. Sayangnya pada awal-awal perkembangannya, JSF tergantung sekali dengan IDE sebagai basis pengembangan aplikasi. Tanpa IDE, mengembangkan aplikasi berbasis JSF. Sun mengantisipasi ini dengan memecah Sun Java Studio menjadi dua produk, Sun Java Studio Creator dan Sun Java Studio Enterprise. Sun Java Studio Enterprise difokuskan untuk mengembangkan aplikasi berbasis EJB dan Sun Java Studio Creator difokuskan untuk mengembangkan aplikasi berbasis EJB dan JSF. Dengan teknologi JSF, kita bisa mengembangkan aplikasi Java berbasis Visual IDE seperti halnya Visual Studio for ASP.NET.
Netbeans sendiri mulai ada dari versi 3.51, versi ini tidak cukup intuitif dan masih banyak kelemahanya. Namun pada kenyataanya Netbeans masih jauh lebih banyak diadopsi oleh industri dan komunitas dibanding sepupunya SunONE Studio (pada waktu itu) yang komersial
Versi berikutnya dari Netbeans yaitu 4.1 juga masih belum bisa mendekati fungsionalitas dari Eclipse. Baru pada versi 5.0, sepertinya tim pengembang Netbeans membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap Netbeans. Tampilanya sangat intuitif, wizardnya sangat lengkap dan tidak lagi merepotkan dengan konsep "mount-unmount" jaman dulu.
Pada tahun 2006 lalu, di Sun telah terjadi perpindahan kepemimpinan dari Scott McNealyJonathan Schwartz.
Proses perpindahan semua divisi IDE Sun ke dalam Netbeans berlangsung bertahap, dalam Netbeans versi 5.5 ini feature yang dipindahkan masih berkisar di angka 70%-80%, nantinya semua feature Sun Java Studio Creator dan Sun Java Studio Enterprise akan 100% dipindahkan ke Netbeans pada versi 6.0. Tapi perkembangan Netbeans tidak terbatas pada perpindahan feature dari kedua sepupunya ini saja, Netbeans sendiri mempunyai tiga buah pack lainnya, yaitu C/C++ Development pack, Mobility pack dan Netbeans Profiler. Waktu terus berjalan, IDE bertumbangan, Netbeans mulai mendapatkan momentumnya. Pada saat ini, survivor dari perang IDE menyisakan tiga buah IDE saja : Netbeans, Eclipse dan IntelijIDEA. Ketiganya mengusung keunggulan masing-masing sehingga industri dan komunitas tetap menggunakan mereka sebagai IDE pengembangan aplikasi java.
Pada jaman Sun
dipimpin oleh Scott McNealy, divisi IDE ini cukup serius mengembangkan produk-produknya. Forte yang masih tetap berstatus komersial dikembangkan menjadi SunONE Studio dengan menambahkan kemampuan untuk mengembangkan aplikasi Java Enterprise (EJB), kemudian pada tahun 2003 dirubah lagi namanya menjadi Sun Java System.
Beberapa tahun kemudian munculah sebuah framework pengembangan aplikasi java enterprise yang disebut JSF. Pengembangan teknologi JSF dipimpin oleh Ed Burns. JSF menjadi teknologi standard Java untuk mengembangkan aplikasi web berbasis komponen, secara langsung ingin menyaingi teknologi ASP.NET-nya Microsoft. Sayangnya pada awal-awal perkembangannya, JSF tergantung sekali dengan IDE sebagai basis pengembangan aplikasi. Tanpa IDE, mengembangkan aplikasi berbasis JSF. Sun mengantisipasi ini dengan memecah Sun Java Studio menjadi dua produk, Sun Java Studio Creator dan Sun Java Studio Enterprise. Sun Java Studio Enterprise difokuskan untuk mengembangkan aplikasi berbasis EJB dan Sun Java Studio Creator difokuskan untuk mengembangkan aplikasi berbasis EJB dan JSF. Dengan teknologi JSF, kita bisa mengembangkan aplikasi Java berbasis Visual IDE seperti halnya Visual Studio for ASP.NET.
Netbeans sendiri mulai ada dari versi 3.51, versi ini tidak cukup intuitif dan masih banyak kelemahanya. Namun pada kenyataanya Netbeans masih jauh lebih banyak diadopsi oleh industri dan komunitas dibanding sepupunya SunONE Studio (pada waktu itu) yang komersial
Versi berikutnya dari Netbeans yaitu 4.1 juga masih belum bisa mendekati fungsionalitas dari Eclipse. Baru pada versi 5.0, sepertinya tim pengembang Netbeans membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap Netbeans. Tampilanya sangat intuitif, wizardnya sangat lengkap dan tidak lagi merepotkan dengan konsep "mount-unmount" jaman dulu.
Pada tahun 2006 lalu, di Sun telah terjadi perpindahan kepemimpinan dari Scott McNealyJonathan Schwartz.
Proses perpindahan semua divisi IDE Sun ke dalam Netbeans berlangsung bertahap, dalam Netbeans versi 5.5 ini feature yang dipindahkan masih berkisar di angka 70%-80%, nantinya semua feature Sun Java Studio Creator dan Sun Java Studio Enterprise akan 100% dipindahkan ke Netbeans pada versi 6.0. Tapi perkembangan Netbeans tidak terbatas pada perpindahan feature dari kedua sepupunya ini saja, Netbeans sendiri mempunyai tiga buah pack lainnya, yaitu C/C++ Development pack, Mobility pack dan Netbeans Profiler. Waktu terus berjalan, IDE bertumbangan, Netbeans mulai mendapatkan momentumnya. Pada saat ini, survivor dari perang IDE menyisakan tiga buah IDE saja : Netbeans, Eclipse dan IntelijIDEA. Ketiganya mengusung keunggulan masing-masing sehingga industri dan komunitas tetap menggunakan mereka sebagai IDE pengembangan aplikasi java.
Posting Komentar